NTB, kabarkini.net – Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya mengadakan kegiatan wisata bertajuk “Jejak Cinta dan Cita untuk Ibu Pertiwi” di Nusa Tenggara Barat pada 22–24 Agustus 2025. Perjalanan menggunakan pesawat ini menjadi momen spesial karena merupakan perjalanan paling jauh yang pernah dilakukan oleh YPTA Surabaya.
Kegiatan ini diikuti oleh tiga direktorat di bawah YPTA Surabaya, yaitu Direktorat Sistem Informasi (DSI), Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia (DUSDM), dan Direktorat Keuangan. Turut hadir Rektor Untag Surabaya, kepala sekolah SMPTAG dan SMATAG Surabaya, serta beberapa mitra kerja seperti Jatayu, Bank Jatim, BNI, PT Kiss, Mega Berlian, dan Reborn Outbound Organizer.
Setibanya di Lombok, rombongan disambut hangat suasana tropis dan langsung menuju The Jayakarta Resort, salah satu resor ternama di Indonesia dengan konsep akomodasi tropis di tepi pantai.
Hari pertama (22/8/25), rombongan mengunjungi Desa Sukarara, pusat tenun tradisional Lombok. Di sini, para peserta dipersilakan merasakan proses pembuatan kain tenun yang sarat makna dan tradisi. Perjalanan berlanjut ke Desa Sade, kampung adat suku Sasak. Sambutan meriah datang lewat alunan Gendang Beleq dan pertunjukan Peresehan, seni bela diri khas Sasak, sebelum berkeliling melihat rumah-rumah beratap ilalang dan berlantai tanah liat.
Selanjutnya, rombongan berkesempatan mengunjungi Sirkuit Mandalika dan masuk ke tribune, merasakan atmosfer sirkuit internasional secara langsung. Kegiatan hari pertama kemudian dilanjutkan dengan santap siang di Bungalow And Restaurant Anda Kuta Lombok, menikmati kuliner khas Lombok dalam suasana santai.
Esoknya (23/8/25), kegiatan dilanjutkan menyeberang dengan speed boat menuju Gili Trawangan. Pulau kecil ini menyajikan banyak pilihan aktivitas, dari snorkeling, berselancar, bersepeda keliling pulau, hingga naik cidomo atau andong khas Lombok. Siang harinya, semua berkumpul di Sama-Sama Resto untuk santap siang bersama sebelum kembali ke penginapan.
Usai melewati hari penuh petualangan di laut, peserta beristirahat sejenak. Malam harinya, cahaya lampu yang memantul di permukaan kolam The Jayakarta Resort menyambut mereka untuk menikmati Gala Dinner. Kehadiran tamu dari Universitas Mandalika menambah keakraban suasana.
Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., menegaskan bahwa perjalanan ini menjadi sarana memperkuat solidaritas dan tekad bersama untuk mengabdi pada Ibu Pertiwi melalui Untag Surabaya.
“Pengurus YPTA berharap agar kita lebih merapatkan barisan, membangun solidaritas dalam kebersamaan untuk mengabdi dan berbakti kepada Ibu Pertiwi melalui Untag Surabaya. Kebersamaan itu bisa kita capai apabila semua mau bersatu padu, bergotong royong, jujur, bekerja keras, dan yakin bahwa kita sedang beramal ibadah. Untag Surabaya memegang teguh ideologi nasionalis. Semua dosen dan tendik di Untag harus tersenyum, layaknya burung garuda yang tegap dan berwibawa,” ujarnya (23/8).
Sambutannya kian hidup saat memaparkan filosofi Garuda sebagai lambang negara yang erat kaitannya dengan identitas Kampus Merah Putih Untag Surabaya. Simbol angka 17-8-1945 yang tersembunyi pada jumlah bulu sayap, leher, dan ekor Garuda pun ia kupas, mengajak semua untuk tak sekadar tahu, tetapi juga menghayati pentingnya menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza demi menumbuhkan jiwa nasionalisme.
Pembina YPTA Surabaya, Djarot Saiful Hidayat, yang hadir langsung dari Jakarta, menegaskan bahwa perjalanan ini selaras dengan tema kegiatan, menjadi sarana mempererat ikatan dan meneguhkan komitmen bersama bagi kemajuan pendidikan.
“Gala Dinner ini diadakan karena kita adalah satu keluarga besar. Yang pertama harus dimiliki adalah cinta, saling menjaga, memiliki, bekerja keras, dan bergotong royong. Dengan cinta, kita menyatukan cita, yaitu harapan dan tujuan bersama untuk mengembangkan pendidikan berlandaskan ideologi nasionalisme, tanpa intoleransi maupun rasisme,” tutur Plt. Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 tersebut (23/8). Djarot pun menegaskan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan perekat.
“Garuda Pancasila mengajarkan nilai-nilai luhur. Meskipun berbeda pendapat, kita tetap satu, menjaga nama baik Untag Surabaya dan YPTA dengan integritas, kejujuran, dan inovasi. Jangan pernah berada di zona nyaman, teruslah berproses untuk sukses,” tegasnya.
Kemeriahan malam itu berlanjut dengan perayaan ulang tahun anggota keluarga YPTA yang lahir pada bulan Agustus. Acara juga dimeriahkan dengan Best Kostum, menambah semarak suasana. Saling berbagi cerita, memainkan mini games, dan menyampaikan kesan dari tiap direktorat membuat suasana semakin akrab, seolah tak ada jarak antara satu dengan lainnya.
Gabrielle Noventrya Rattu, S.I.Kom., M.I.Kom, perwakilan Direktorat Sistem Informasi YPTA Surabaya, mengungkap rasa syukur dan kesannya.
“Ini merupakan trip terjauh saya selama di YPTA Surabaya. Terima kasih kepada panitia dan keluarga besar YPTA Surabaya. Perjalanan ini mengajarkan kita untuk tetap solid dan kompak, mulai dari antre menyeberang laut hingga menikmati kebersamaan di setiap momen,” ungkapnya sambil tersenyum (23/8).
Hari terakhir (24/8/25) menjadi penutup yang manis. Rombongan menikmati santap siang Ayam Bakar Taliwang di Rumah Makan Ayam Taliwang Irama 3, sebuah cita rasa khas Lombok yang meninggalkan kesan mendalam di lidah.
Sebelum kembali ke Surabaya, mereka singgah di pusat oleh-oleh Sasaku Lombok, membawa pulang kenangan dalam bentuk buah tangan untuk keluarga di rumah.
Perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan jembatan yang menghubungkan hati, memperkuat rasa persaudaraan, menanamkan semangat nasionalisme, dan meneguhkan tekad membangun pendidikan yang berkarakter. Di setiap tawa, langkah, dan kebersamaan yang terjalin, tersimpan jejak cinta dan cita yang tak lekang dimakan waktu, sebuah persembahan untuk Ibu Pertiwi. (L2)