Surabaya, kabarkini.net – 35 tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, mengikuti ajang bergengsi, yakni lomba geoteknik tingkat nasional 2023, atau Geotechnical Engineering Competition (GEC).
Kompetisi geoteknikal ini, sudah ke 9 kalinya digelar di ITS Surabaya, dengan didukung sponsor tunggal PT Teknindo Geosistem Unggul.
“Salah satu misi kami yaitu ikut berkontribusi pada perkembangan teknologi geoteknik di Indonesia, dan kompetisi geoteknik ini merupakan salah satu wujud misi geosystem untuk ikut mengembangkan teknologi ke teknik di Indonesia,” terang Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Wahyu P. Kuswanda, Sabtu (02/12/2023).
Kriteria penilaian lomba kali ini adalah para peserta diminta untuk membuat perancangan kemudian membuat model dinding penahan tanah dan dilakukan uji kekuatan. Penilaiannya adalah berdasarkan jumlah material bahan yang digunakan seminimal mungkin dengan hasil kekuatan struktur sekuat mungkin.
“Ini skala permodelan ya, jadi bukan skala penuh tapi ini masih skala laboratorium, bukan skala sebenarnya di lapangan,” imbuhnya.
Sebelumnya, para peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia ini, diberi kuliah singkat tentang matrikulasi sebagai wawasan kepada mereka agar mempunyai wawasan yang minimal sama sebelum lomba dimulai.
“Ini adalah model untuk memperkuat lereng atau tanah, sehingga kita bisa membuat lereng tanah itu dengan sudut yang tegak. Dengan kita membuat lereng yang tegak maka kita bisa lebih memanfaatkan lahan yang ada,” paparnya.
Sementara itu, Ems Yahduh Aflahis Salam E, selaku ketua panitia GEC, selain di support penuh oleh PT Teknindo Geosistem Unggul, kegiatan ini juga didukung oleh himpunan ahli teknik tanah Indonesia.
“GEC ini juga sudah memasuki babak final, dan para peserta selain diwajibkan untuk membuat perencanaan asli dinding penahan tanah, mereka juga diminta untuk membuat sebuah prototype untuk diuji para ahli,” ujarnya.
Menurut Mohammad Rizki, salah satu peserta GEC, motivasi tim dalam mengikuti kegiatan ini, supaya mereka dapat melanjutkan geoteknik terutama bidang perlombaan sebagai kakak tingkat kepada adik-adik mereka.
“Kami bangga, bisa mengikuti perlombaan dan mencapai juara serta membanggakan dan mengangkat nama UMS terutama jurusan laboratorium mekanika tanah,” jelas Mahasiswa Semester 7 UNS Surakarta.
Sementara ditanya soal kesulitan, Rizki dan tim menganggap waktu adalah masalah utama, karena dianggap agak kurang sehingga membuat mereka sempat tertekan sehingga eksekusinya juga jadi kurang lebih maksimal.
“Lomba ini tentang mengukur kekuatan geoteknik sebagai alternatif perancangan pada stabilitas lereng. Istilahnya kita menggunakan suatu polimer kayak plastik gitu kita ingin memperkuat lereng itu supaya dia tidak longsor karena metode-metode sebelumnya itu dia hanya metode konservatif, dan kita ingin mengefektifkan itu supaya lebih murah dan juga lebih aman dengan menggunakan metode tersebut,” tutupnya.
GEC ini memperebutkan total hadiah Rp. 24 juta, dengan perincian juara 1 mendapatkan hadiah Rp. 10 juta, juara 2 mendapatkan hadiah Rp. 7,5 juta, juara 3 mendapatkan hadiah Rp. 5 juta, juara harapan 1 dan 2, masing-masing Rp. 1juta. (K3)