Satukan Tekad untuk Indonesia Tangguh, Halal Bihalal YPTA Surabaya Ajak Civitas Akademika Jaga Kebersamaan 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Surabaya, kabarkini.net – Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya menggelar Halal Bihalal 1446 H pada Jumat, 11 April 2025. Bertema “Dengan Hati yang Bersih, Kita Satukan Tekad untuk Indonesia Tangguh,”acara yang diselenggarakan di di Ruang R. Soeparman Hadi Pranoto, Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya ini dihadiri keluarga besar YPTA, termasuk guru, dosen, dan tenaga kependidikan.

Ketua YPTA, J. Subekti, S.H., M.M., memohon maaf atas segala kekurangan selama ini. “Atas nama pengurus, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pendidik, tenaga kependidikan, dan mitra kerja. Mungkin selama bekerja sama, kami belum bisa memuaskan semua pihak. Mohon maaf atas kekurangan kami dalam melayani Bapak-Ibu sekalian,” ujarnya (11/4/25).

Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk menjaga semangat kerja dan kebersamaan, mengingatkan agar tak mengejar hal-hal yang semu: “Jangan mengejar kupu-kupu sampai tenaga kita habis. Mari kita bangun taman yang indah di kampus ini, agar kupu-kupu datang dengan sendirinya,” pesannya.

Subekti optimis kehadiran tokoh agama dan dukungan berbagai pihak akan memajukan lembaga di bawah naungan YPTA, termasuk Untag Surabaya, SMPTAG Surabaya dan SMATAG Surabaya.

Dr. H. Ahmad Muzzaky Al Hafidz, M.Ag., Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dan Masjid Islamic Raya Jawa Timur, menyampaikan tausiyah. Beliau menekankan pentingnya Ramadhan sebagai proses pembentukan hati dan spiritualitas, bukan sekadar seremonial.

“Yang digarap oleh Ramadhan adalah hati. Kalau hati bersih, pikiran akan jernih. Apa pun profesinya, bila hatinya bersih, maka hidupnya akan aman dan tenang,” jelasnya (11/4/25).

Hati bersih, menurutnya, adalah fondasi keimanan kuat, tercermin dalam tidak berburuk sangka, memaafkan, dan menumbuhkan kasih sayang.

“Silaturahmi bukan sekadar bertemu dan berjabat tangan. Silaturahmi adalah memaafkan, menghapus benci dan dendam, serta menghadirkan cinta kasih,” tegas beliau.

Ia menambahkan bahwa hidup tulus karena Allah akan menghadirkan ketenangan, karena ketulusanlah nilai tertinggi, bukan penilaian manusia.

“Orang yang hidup karena Allah tidak akan pernah bosan dan capek. Ketulusan tak bergantung pada manusia, tapi bersandar pada Tuhan,” jelasnya.

Acara diakhiri doa bersama dan saling memaafkan, menyatakan komitmen menyucikan hati dan memperkuat kebersamaan. (K3)

Scroll to Top