Karanganyar, kabarkini.net – Warga Desa Gebyog, Kecamatan Karanganyar Mojogedelang, Kabupaten Karanganyar selama ini belum optimal dalam memanfaatkan limbah organik rumah tangga. Mereka biasanya menggunakan limbah itu untuk pakan hewan ternak tanpa proses lanjutan.
Mahasiswa KKN Tim II Undip 2023/2024, Nafiza Nur Maulidiya mengatakan, salah satu cara untuk menambah nilai manfaat limbah tersebut yaitu dengan mengubahnya menjadi pupuk cair mikroorganisme lokal (MOL). Pupuk ini dibuat melalui proses fermentasi limbah dengan ragi dan glukosa.
“MOL merupakan jenis pupuk yang dibuat dari bahan organik seperti buah dan sayur basi yang dicampur mikroorganisme ragi sebagai starter dan glukosa sebagai sumber energi,” kata Nafiza pada Senin (12/8/2024).
Pupuk MOL memiliki beberapa manfaat bagi pertanian dan peternakan. Seperti menyuburkan tanah dan menambah nutrisi tanaman serta hewan ternak.
“Mikroorganisme lokal mampu mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa organik sehingga mampu memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah sehingga dapat memberikan penyuburan pada tanah,” ujar Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan itu.
“MOL yang melalui proses fermentasi dapat meminimalkan pengaruh anti nutrisi dan meningkatkan kecernaan bahan pakan yang dimana kecernaan yang tinggi mencerminkan besarnya sumbangan nutrien tertentu pada ternak,” sambungnya.
Ragi sebagai starter MOL juga menghasilkan senyawa-senyawa seperti asam amino, enzim, vitamin, dan senyawa lain yang dapat menjadi sumber nutrisi bagi tanaman.
Nafiza juga berkesempatan untuk menggelar edukasi dan pendampingan pembuatan MOL kepada masyarakat Desa Gebyog, Karanganyar. Sekitar 40 ibu-ibu PKK desa itu hadir dan mencoba membuat MOL pada kesempatan ini.
“Faktor-faktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain adalah proses fermentasi yang dilakukan, jenis substrat, bahan baku atau nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba, suhu, kadar keasaman (pH), oksigen, serta jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses fermentasi,” tutur Nafiza.
Menurut Nafiza, pembuatan pupuk jenis ini cukup mudah. Sebab, hanya diperlukan alat dan bahan yang sederhana dan mudah ditemukan.
Dalam pendampingan yang ia lakukan, Nafiza menggunakan empat buah ragi tape dan 500 ml larutan gula sebagai bahan dasarnya. Kemudian, bahan itu dicampurkan dengan limbah organik berupa 300 gr nasi basi dan dua buah pisang busuk.
“Limbah organik terlebih dahulu dihaluskan dengan chopper atau ditumbuk manual hingga halus. Lalu masukkan ke dalam wadah seperti galon dan tambahkan ragi yang sudah dihaluskan serta larutan gula,” jelas Nafiza.
“Campuran itu diaduk rata dengan air sampai tidak ada yang menggumpal, kemudian tutup rapat wadah. Proses ini memerlukan waktu 4-6 hari untuk menjadi MOL yang siap dimanfaatkan. Karena dalam rentang waktu tersebut, kadar pH sudah sesuai standar Kementerian Pertanian di angka 4-8,” imbuhnya.
Pendampingan diakhiri dengan membagikan sampel prototipe MOL yang dibuat masyarakat dalam acara itu. Salah satu peserta, Wiwin (40) mengaku dirinya termotivasi untuk membuat MOL sendiri di rumah.
“Nanti mau coba buat MOL sendiri di rumah buat nambah nutrisi hewan ternak saya. Tadi juga sudah nyimpen nomor HP-nya Mba Nafiza biar gampang buat tanya-tanya kalau ada kendala,” ungkap Wiwin.
Kepala Desa Gebyog, Sugiyarto, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik lebih optimal.
“Saya rasa program dari teman-teman KKN Tim II Undip sangat bermanfaat, karena selama ini pemanfaatan limbah organik kurang maksimal. Saya juga berharap ibu-ibu PKK ini bisa menerapkannya di rumah,” ucap Sugiyarto. (A2)